Kampus Hijau Bermimpi Tampil Beda

Problematika atau Masalah krisis energi pada tahun 1970 memunculkan perhatian orang pada konsep perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di kampus (Bartlett & Chase, 2004). Peran universitas dalam perlindungan lingkungan terungkap dalam banyak tindakan, seperti memunculkan solusi dan tindakan nyata, dari kondisi tersebutlah muncul blue print “kampus hijau.”.

Gerakan keberlanjutan kampus muncul pada awal 1990-an dan sejak itu melewati dua gelombang evolusi. Yang pertama dihabiskan untuk membayangkan dan mengartikulasikan kebutuhan kampus untuk memasukkan segala macam inovasi untuk mengurangi dampak lingkungan secara keseluruhan.

Inovasi dan Kreativitas mahasiswa menjadikan sebenarnya kampus yang Hijau. Tanpa meninggalkan peranannya sebagai Insan akademis bukan sekedar nama melainkan kerja sama antara Dosen dan Mahasiswa. Prospek ini lah yang menjadi Kualitas Kemampuan Mahasiswa semakin meningkat.

Tingkatan Mahasiswa selalu aktif dan tanggap terhadap Perkembangan situasi saat ini. Diantaranya Wabah Covid 19 yang merajalela saat ini, Kebutuhan Yang sangat berharga yaitu kesehatan yang harus dijaga. Bahkan dari segala Aspek Sistem pendidikan menjadi Daring. Berbicara Daring Apakah saat ini kuliah Daring saat ini salah satu langkah yang tepat?.

di sepanjang proses mungkin beberapa dari kita mulai memperhatikan, dikala universitas mengumpulkan kesuksesan proyek hijau mereka secara perlahan, tetapi secara dasar mereka tidak mencapai semacam transformasi organisasi yang dalam terkait Apa sih kampus Hijau?. Banyak dari kita mungkin sekarang melihat, bahwa memang diperlukan gerakan kampus hijau secara mendasar.

Harus tahu Jati diri Mahasiswa sebenarnya Mahasiswa sejati adalah kelompok minoritas populasi mahasiswa secara umum. Mereka aktif memikirkan suatu proses transformasi dan masih terlibat dalam dunia berfikir untuk menemukan sebuah gagasan-gagasan. Tetapi mereka memainkan peran untuk perubahan masa depan. Mereka melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang tidak atau belum dipikirkan oleh masyarakat umumnya. Dalam visi mereka, tampak satu kesalahan mendasar dalam masyarakat. Dan mereka menginginkan perubahan. Tidak sekedar perubahan-perubahan marginal, tetapi perubahan fundamental.

Sejarah indonesia juga mencatat bagaimana pentingnya peran mahasiswa baik dalam proses menuju maupun proses pembentukan pasca terbentuknya negara indonesia. Peran mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi kemahasiswaan sangat menonjol dalam perubahan-perubahan besar di republik ini. Sejarah kemudian mencatat peran mereka dalam pembentukan nasionalisme indonesia melalui Sumpah Pemuda 1928, penculikan Soekarno-Hatta yang mendorong percepatan Proklamasi Kemerdekaan menjadi 17 Agustus 1945,peralihan Orde Baru tahun 1960-an akhir; dan perlihan Orde Baru ke transisi era Reformasi pada tahun 1998.

Peran dan Fungsi Mahasiswa harus di kedepankan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi di antara yang lain.

Mahasiswa memiliki banyak potensi dan kesempatan, hal ini menjadikan mahasiswa dapat dikatakan sebagai komunitas yang unik yang mampu berada sedikit di atas masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa memiliki peran penting untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat demi menjadikan negara Indonesia yang lebih maju.   

5 Peran mahasiswa diantaranya, yang satu ini sudah tidak asing lagi, sebagai agent of change mahasiswa berperan sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi dengan menggunakan ilmu, gagasan serta pengetahuan yang dimiliki. Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan, sebab di pundak mahasiswa terdapat titik kebangkitan untuk bangsa dan negara. Jadi kamu para mahasiswa sudah bukan saatnya lagi untuk diam, lakukan perubahan. Mahasiwa sebagai Guardian of Value  berarti mahasiswa adalah penjaga nilai-nilai dalam masyarakat. Nilai- nilai seperti apakah yang harus dijaga? tentu sebagai mahasiswa kaum intelektual harus menjaga nilai-nilai yang bersifat mutlak kebenarannya seperti kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lain sebagainya. Peran mahasiswa sebagai Iron Stock yaitu mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda. Mahasiswa berperan sebagai Moral Force dalam masyarakat. Sebagai insan akademis, tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya Dan yang terakhir Peran mahsiswa sebagai Social Control  yaitu mahasiswa diharapkan mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan sosial pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta solusi untuk permahsalahan sosial masyarakat maupun permasalahan bangsa.

Jangan terlena dengan zona nyaman Sebagai seorang mahasiswa, tentu kamu pernah merasakan suatu kondisi saat hari-harimu terasa begitu santai dan nyaman menjalaninya. Di kamar kos, berangkat kuliah, pulang, makan, mengerjakan tugas, tidur, dan seterusnya, semuanya dijalani tanpa beban. Tentu hal tersebut akan membuatmu merasa tenang dan tentram. Seandainya dianalogikan seperti sedang berjalan menggunakan kendaraan, kamu seperti sedang menikmati perjalanan di jalan tol yang lurus tanpa ada sesuatupun yang menghalangi.  “Don’t leave your comfort zone, just make it bigger.” – Stefan Gentz (mkl/ Propulsi 2016) . "Jangan tinggalkan zona nyaman Anda, perbesar saja." Dari kata Stefan telah memberikan Majas yang sangat perlu kita resapi selaku Mahasiswa. Mari kedepanya Keluar zona nyaman Itu berat tapi dengan tekad kita bisa atasi.

Demikian Kutipan diatas banyak sekali kita tidak sadari hari Banyak Mahasiswa enggan memberikan kontribusi terhadap bangsa dan apa saja Peran Mahasiswa sebenarnya. Mudah-mudahan doa dan harapan dengan Cuitan ini kedepanya penulis dan Pembaca menjadi lebih baik lagi dalam mengenal apa Itu kampus Hijau. "Dare to dream of doing anything and don't stop if we are afraid of the consequences of praying and doing things."


Terima kasih


By Suhedi